Monday, January 1, 2018

download novel

Bagi para blogger yang sedang mencari link download novel disini saya sediakan hasil dari googling.

https://pecandukata.com/download-ebook-novel-pdf-gratis/download-ebook-novel-dan-kumpulan-cerita-pdf-gratis.html

dikutip dari blog pecandu kata

Monday, September 25, 2017

Cerita



Tema Bahagia

Cerita ini berawal ketika disaat kebersamaan itu, mulai dari bercerita, bercanda dan melakukan hal-hal secara bersama-sama. Waktu memang cepat sekali berlalu tahun demi tahun seakan serasa 24 jam. Berjalan melaluinya bukan sekedar untuk bermain-main tapi untuk menggapai cita-cita yang dahulu pernah terlupakan meskipun tidak semua cerita itu dapat di ingat.
            Memang semua ini bukan kehendaknya tapi semua itu akan berjalan seiring dengan pergeseran zaman yang kian pesat, system teknologi yang semakin canggih dimana setiap orang mampu memanfaatkannya hanya untuk sekedar bersenda gurau dengan teman-teman dekatnya. Memang hidup itu tidak selamanya akan berjalan dengan mulus karena setiap sosok manusia memiliki pribadi yang sangat berbeda-beda mulai dari yang suka hura-hura sampai yang selalu menganggap dirinya sengsara.
            Kita tidak boleh putus asa hanya karena mereka lebih dari kita, justru karena ada mereka seharusnya kita memacu semangat kita untuk menunjukan kepada mereka kalau kita juga bisa. Sebelum hal itu terjadi kita harus mengantisipasinya dengan cara-cara yang sudah kita rencanakan sebelumnya.
            Salah seorang berkata “Kalau kita ingin menggapai cita-cita, berusahalah dengan sungguh-sungguh dan pantang untuk putus asa” itulah kata yang selalu di ingat Dio dalam setiap menjalani hidupnya. Banyak sekali anak yang mendapatkan keleluasaan dalam hal berfoya-foya, tetapi berbanding terbalik dengan kehidupan Dio yang sederhana.
            Setiap malam dia selalu memikirkan akan jadi apa dia nanti dengan mengandalkan hasil dari berjualan gorengan yang di jajakan disekolah, dan terkadang dititipkan di warung bu Melly. Sehari pendapatannya tak menentu di saat musim kemarau seperti ini mana ada orang yang menghambur-hamburkan uangnya hanya untuk membeli gorengan. Mereka lebih memilih 1 jeligen air bersih untuk menyambung hidup mereka.
            Terbersit dalam pikiran Dio kalau dia harus secepatnya menyelesaikan tugas-tugas yang sudah menumpuk karena waktu banyak dihabiskannya dengan berdagang gorengan ke sekolah-sekolah. Tidak semua sekolah menerima kehadiran Dio hanya sekolah Pak Ciek yang selalu mengijinkanya berjualan di kantin sekolah. Memang sungguh sudah menjadi tujuan Dio mengumpulkan uang agar kelah bisa mewujudkan semua mimpi-mimpinya.
            Dio yang masih duduk di bangku kelas 5 harus memikul beban yang begitu berat karena harus ditinggal orang tuanya pada saat umur 3 tahun. Ibu Malika salah satu tetangga yang mengurusnya hingga saat ini, dia memang tidak seberuntung teman-temannya yang masih bisa berkumpul dengan orang tuanya.
            Dalam tangisnya Dio selalu teringat akan nasihat kakek yang sudah menyelamatkannya dari bahaya perceraian orang tua. Kakek yang kini sudah tiada selalu membuat Dio menangis setiap dia melihat foto ketika masih bersamanya. Memang hidup itu sudah ditakdirkan yang maha kuasa tapi tidak semestinya kita mengeluh kalau kita dilahirkan berbeda dari yang lainnya terutama dalam foya-foya.
            Malam sudah semakin larut, sudah saatnya Dio untuk beristirahat.
            “Dio, sayang anaku tidurlah nak! Hari sudah larut malam?”
            “ Ia, ibu!”
            Dalam do`anya Dio berkata “ Tuhan, engkau maha pemurah lagi maha penyayang ku meminta berikanlah kemudahan bagiku dan keluargaku dalam menjalai hidup yang sudah engkau takdirkan” Amiin.
Kebersamaan yang menjadi jalan terjal untuk mendapatkan kebebasan yang harus kita muliki, meraka pun tahu dengan apa yang kurasakan saat ini disaat kita berjuang untuk meraih segalanya. Setiap bangun dari tidur, kasur yang begitu keras serasa membuat tubuh ini remuk seakan di cor dan di pen tulang ini. Seandainya semua akan berubah maka kita takan kesulitan menghadapi semua ini, semua tentang cerita kita berdua disaat ku terkapar merintih kesakitan kau datang menghampiri dengan penuh rasa iba dan tak disangka setetes air mata jatuh tepat di kening ini.
            Tidak semua kenangan indah itu bersama setiap saat kadang persaan gundah gulana menghampiri. Kibo seorang anak yang tak mampu melalui semua kenangan yang selalu di hadirkan Mita, anak yang selalu bersama Kibo disaat susah, senang, sedih, dan bahagia meskipun mereka tidak mempunyai hubungan khusus tapi Mita selalu menanam perhatian lebih kepada Kibo yang menurutnya teman sekaligus orang yang selalu mengisi hari-hari kosong Mita.
            Suatu ketika Mita dan Kibo pergi bersama ke Toko buku untuk membeli cerpen terbaru terbitan majalah lokal Sunda.
            “Mit, besok ke Toko Koh Acong yuk!”
            “Mau ngapain? Kib”
            “Mau apa lagi selain cari buku, masa cari ikan asin!”
            “Haaa….. kamu ini paling jago kalau soal bercanda”
Haripun menjelang siang, toko koh Acong sudah buka sepertinya merekapun bergegas pergi karena takut buku yang mereka cari sudah dibeli olah pembeli lain. Toko koh Acong memang tidak terlalu jauh hanya saja mereka harus melalui sungai yang begitu deras, maklum saja mereka tinggal di desa terpencil di sudut kota bandung.
            Setelah bersusah payah akhirnya mereka sampai juga di toko koh Acong, dengan napas yang ngos-ngosan mereka bertanya tentang buku ke koh Acong.
            “Koh, ada cerpen terbaru tidak?”
            “Ada Mit, hanya saja sudah dipesan orang lain?”
            “ Aduh… Koh, apa gada stok lagi Kibo butuh nich untuk ngerjain tugas!”
            “ Gimana ya Kib, Koh juga tidak bisa berbuat banyak, atau begini saja Koh pinjamkan buku ini tapi besok kamu kembalikan bagaimana mau?”
            “ Mau.. mau banget koh.”
            “ Ya sudah nih ambil, jangan lupa besok kembalikan lagi jam 4 sore”
            “ Siap koh, makasih ya koh atas bantuannya”
Perjuangan mereka berdua belum usai mereka harus